PALOPO, TEKAPE.co – Harga beras di Palopo mulai melunak, tapi belum sepenuhnya patuh pada aturan. Satgas Pangan Polres Palopo turun tangan.
Selasa, 28 Oktober 2025 siang, tim gabungan bergerak ke kawasan Pusat Niaga Palopo, memeriksa toko demi toko grosir yang menjajakan karung-karung beras dari berbagai merek.
Sidak yang dipimpin Kasat Reskrim Iptu Syahrir bersama Kanit Tipidter Ipda Muhammad Nur itu bukan sekadar rutinitas.
Mereka mengamati stok, mencatat harga, dan menanyai pedagang soal selisih harga yang masih melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) pemerintah.
Hasilnya? Sebagian besar pedagang sudah menyesuaikan harga. Beras premium kini dijual di kisaran Rp14.900 per kilogram, sedangkan jenis medium turun di angka Rp13.500.
Namun, sejumlah pedagang masih menjual di atas batas wajar.
“Tadi ada yang belum sesuaikan. Kami beri teguran administratif,” ujar Ipda Muhammad Nur, seusai sidak.
“Kalau dalam seminggu harga belum turun sesuai HET, kami rekomendasikan sanksi tegas, termasuk pencabutan izin usaha.”
Nada suaranya datar, tapi pesannya jelas, jangan main-main dengan harga pangan.
Kapolres Palopo AKBP Dedi Surya Dharma sebelumnya menegaskan pentingnya sinergi antara polisi, pemerintah daerah, dan pelaku usaha dalam menjaga stabilitas harga.
“Tidak boleh ada pihak yang memanfaatkan situasi dengan menaikkan harga sepihak. Tugas kami memastikan masyarakat mendapat harga yang wajar,” katanya.
Sidak ini menjadi bagian dari agenda rutin Satgas Pangan.
Tapi, di balik rutinitas itu, tersirat pesan lebih luas, pemerintah ingin menutup celah permainan harga yang kerap muncul menjelang akhir tahun.
Langkah persuasif dipadukan dengan ancaman sanksi menunjukkan strategi dua wajah, tegas bagi yang nakal, lunak bagi yang patuh.
Bagi warga Palopo, yang mulai merasakan tekanan harga bahan pokok, aksi Satgas ini diharapkan bukan sekadar simbol pengawasan, tapi jaminan bahwa harga di pasar tak lagi seenaknya dimainkan.(*)










