Belajar dari Tana Toraja, DPRD Luwu Timur Cari Formula Baru Atasi ODGJ dan Keterbatasan Layanan Hemodialisa

Ketua DPRD Luwu Timur Ober Datte saat diterima Dinas Kesehatan Kabupaten Tana Toraja, Rabu 5 November 2025. (ist)

MAKALE, TEKAPE.coRuang pertemuan Dinas Kesehatan Kabupaten Tana Toraja, Rabu 5 November 2025 siang itu, tidak penuh sesak. Namun, percakapannya padat.

Ketua DPRD Luwu Timur Ober Datte bersama rombongannya datang dengan satu misi: mencari cara baru agar pelayanan kesehatan di daerah mereka tidak lagi jalan di tempat.

Salah satu topik yang paling menyita perhatian adalah penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Tana Toraja dianggap berhasil menjalankan pendekatan yang lebih manusiawi.

Petugas kesehatan bekerja hingga tingkat dusun, memastikan pasien tidak hanya mendapat obat, tetapi juga pengawasan dan pendampingan keluarga.

“Mereka tidak membiarkan pasien kembali kambuh karena hanya mengandalkan obat. Ada pendampingan, ada pemantauan,” ujar
Ketua DPRD Luwu Timur Ober Datte.

Isu lain yang tak kalah serius ialah layanan hemodialisa. Di Tana Toraja, pemerintah daerah tidak menunggu anggaran besar turun bertahun-tahun. Mereka menggandeng pihak ketiga agar alat cuci darah bisa segera tersedia.

Dengan model ini, pasien gagal ginjal tak perlu lagi menempuh perjalanan jauh hanya untuk menjalani tindakan medis rutin.

Langkah itu membuat DPRD Luwu Timur terpicu. Selama ini, upaya menghadirkan layanan hemodialisa di Luwu Timur selalu terhambat oleh anggaran dan prosedur pengadaan.

Tana Toraja membuka perspektif baru: kerja sama bisa menjadi jalan pintas menuju pelayanan yang lebih cepat hadir.

Ketua DPRD Ober Datte juga menyebut kunjungan ini bukan sekadar formalitas.

“Kami ingin pulang dengan rekomendasi yang bisa langsung bekerja di lapangan. Tidak mau lagi hanya mengumpulkan laporan,” ujarnya.

Meski belum ada keputusan final, kunjungan ini menjadi langkah awal perubahan.

DPRD Luwu Timur ingin membuktikan bahwa pelayanan kesehatan tidak harus menunggu proyek besar atau anggaran tebal. Yang dibutuhkan adalah keberanian mengambil terobosan.

Jika semua berjalan sesuai rencana, Luwu Timur bisa memiliki dua hal sekaligus: penanganan ODGJ yang lebih manusiawi dan layanan cuci darah yang tidak lagi jauh dari rumah pasien. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *